Pemprov Banten Pacu Produksi Jagung Lewat Program KAKIJATOL

HitzSerpong – Pemerintah Provinsi Banten menggencarkan upaya peningkatan produksi jagung melalui Program Kanan Kiri Jalan Tol (KAKIJATOL) Tanam Jagung.

Langkah ini bertujuan memperkuat ketahanan pangan sekaligus menangkap potensi besar komoditas jagung di wilayah tersebut.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Banten Andra Soni usai menerima kunjungan Dewan Jagung Nasional beserta perwakilan industri pakan ternak di Gedung Negara Provinsi Banten, Serang, ditulis Sabtu 14 Juni 2025.

“Kami bersilaturahmi dan berdiskusi dengan Dewan Jagung Nasional terkait pengembangan jagung di Banten,” ujar Andra Soni.

Ia menegaskan, peningkatan produksi ini juga menjadi peluang meningkatkan kesejahteraan petani.

Fakta menunjukkan, terdapat 16 perusahaan pakan ternak di Banten yang bergantung pada bahan baku jagung.

“Data kami menunjukkan, suplai jagung lokal Banten baru memenuhi 3,3 persen kebutuhan industri tersebut. Ini adalah peluang besar bagi ketahanan pangan dan kesejahteraan petani Banten,” jelasnya.

Untuk mewujudkannya, Pemprov Banten melakukan sinergi dengan berbagai pihak.

Andra Soni yakin penanaman jagung, khususnya di lahan-lahan yang belum optimal, akan segera dilakukan secara masif.

“Program tanam jagung di kanan kiri jalan tol adalah bagian dari upaya membangun semangat dan keyakinan bahwa ketahanan pangan adalah keharusan. Semua potensi akan kami optimalkan,” ungkapnya.

**Baca Lainnya: Program MBG: Langkah Nyata Atasi Gizi, Wujudkan Generasi Unggul

Sekretaris Jenderal Dewan Jagung Nasional, Maxdeyul Sola, menyatakan Banten memiliki potensi besar dalam produksi jagung, didukung banyaknya industri pakan ternak.

“Semangat Pak Gubernur dan stakeholder yang hadir sangat mendorong. Kita harus menciptakan jagung di Banten untuk memasok pabrik-pabrik yang ada,” kata Maxdeyul.

Ia mendukung penuh program KAKIJATOL dan pemanfaatan lahan untuk meningkatkan produksi.

“Pabrik pakan yang hadir dalam pertemuan ini telah menyatakan kesiapan membeli jagung hasil program karena kualitasnya akan terjaga dan jarak dekat. Kami harap cita-cita Gubernur segera terwujud,” terangnya.

Maxdeyul juga mengajak petani menangkap peluang ini, mengingat harga jagung saat ini cukup menguntungkan, sekitar Rp5.500/kg di pabrik.

“Dengan biaya produksi maksimal Rp15 juta, jika hasil panen mencapai 8 ton, pendapatan kotor petani bisa Rp40 juta. Belum lagi pemanfaatan batang dan daun jagung yang masih hijau untuk pakan sapi, sehingga tidak ada bagian yang terbuang dan dapat mendorong peningkatan produksi sapi di Banten,” paparnya.

Kemudian, Kepala Dinas Pertanian Banten, Agus M Tauchid, menekankan pentingnya menangkap peluang besar ini.

Kebutuhan jagung untuk industri pakan ternak di Banten mencapai 4.000 ton per hari, sementara produksi saat ini baru sekitar 120.000 ton per tahun. Program KAKIJATOL diharapkan mampu menutup kesenjangan ini.

Dipaparkannya, tahap awal program akan dilaksanakan di sepanjang jalan tol dari Rest Area Balaraja hingga Rest Area Serang Timur.

“Jika berhasil, akan diperluas ke daerah perkebunan dan kembali ke lahan sawah pada musim tanam ketiga,” jelas Agus.

Ia menegaskan program ini tidak akan mengganggu produksi padi, karena mengikuti pola tanam padi-palawija yang sudah ada di wilayah utara Banten. “Tidak ada yang dikorbankan,” tutupnya.(eka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *