HitzSerpong – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengubah paradigma penanganan Tuberkulosis (TBC) dari layanan pasif di fasilitas kesehatan menjadi aksi jemput bola agresif.
Langkah ini diambil untuk mempercepat penemuan kasus dan memutus rantai penularan penyakit mematikan tersebut.
Wali Kota Benyamin Davnie menegaskan komitmennya dalam memerangi TBC melalui pendekatan proaktif.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan layanan di faskes, menunggu pasien datang. Kalau mau cepat, tim kesehatan harus turun ke warga,” ujarnya, ditulis Selasa (15/7/2025).
Pernyataan ini menandai pergeseran strategi dari reaktif menjadi ofensif.
Dinas Kesehatan Tangsel mengimplementasikan strategi ini melalui program andalan Ngider Sehat.
Tim medis secara rutin melakukan skrining dan investigasi kontak langsung di lingkungan pasien TBC terkonfirmasi, khususnya pada kelompok kontak serumah dan kontak erat.
Kepala Dinkes Tangsel, dr. Allin Hendalin Mahdaniar memaparkan, melalui Ngider Sehat dan Cek Kesehatan Gratis, pihaknya mendatangi lokasi warga.
**Baca Lainnya: Pemkot Tangsel Bersama Baznas Salurkan Beasiswa Bagi Penghafal Al-Qur’an
“Kontak tanpa gejala langsung diberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT), sementara yang bergejala dirujuk pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) atau rontgen,” ungkapnya.
Program ini menjadi kunci percepatan deteksi dini.
Data terbaru menunjukkan hasil signifikan: hingga pertengahan Juni 2025, total kasus TBC di Tangsel mencapai 8.720 kasus, dengan 2.515 di antaranya terdeteksi sejak Januari 2025.
“TCM membantu kami mengidentifikasi penularan dari indeks kasus secara akurat,” ungkap Allin.
Menurutnya, pendekatan ini dinilai efektif menjangkau kelompok rentan yang sering terlewat dalam sistem pelaporan konvensional.
Tak hanya deteksi, program ini menjamin kontinuitas pengobatan.
“Pasien yang teridentifikasi langsung dimasukkan dalam sistem pemantauan untuk memastikan kepatuhan minum obat hingga tuntas, mengurangi risiko penularan dan resistensi obat,” tutupnya.(eka)