HitzSerpong – Olahraga panahan berkembang bukan hanya sebagai aktivitas fisik, tetapi juga sebagai sarana pembentukan karakter.
Di balik busur dan anak panah, para pemanah belajar tentang fokus, kesabaran, dan kepercayaan diri yang menjadi pondasi menuju prestasi.
Sosok di balik tumbuhnya minat panahan di Jakarta adalah Coach Rifatra Dai Leire melalui PI Archery Club.
Lewat klub ini, ia menciptakan ruang inklusif bagi masyarakat untuk mengenal panahan tidak sekadar sebagai olahraga, tetapi juga sebagai media pendidikan karakter.
Perjalanan Rifatra dimulai sejak 2015 ketika ia memperkenalkan panahan melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah sekitar Depok.
Kala itu, panahan masih dianggap sebagai olahraga minoritas yang identik dengan kompetisi atau tradisi budaya.
“Sebenarnya lawan utama dalam panahan itu diri sendiri. Dari situ kita bisa tahu kekurangan kita, apakah di fokus, fisik, atau teknik. Semua bisa diukur sangat detail,” jelas Coach Rifatra di Jakarta, ditulis Rabu (10/9/2025).
Seiring waktu, minat terhadap panahan terus meningkat, khususnya di kalangan pelajar.
Dari perkembangan ini, Rifatra kemudian mendirikan PI Archery Club yang terbuka untuk semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.
Menurut Rifatra, manfaat panahan dapat dirasakan sejak usia dini. Anak-anak belajar disiplin, sabar, dan percaya diri, sementara orang dewasa menemukan ketenangan dan peningkatan konsentrasi.
Olahraga ini dapat dimulai dari usia enam tahun dengan penyesuaian jenis busur sesuai kemampuan fisik.
Saat ini, PI Archery Club telah bermitra dengan empat sekolah swasta di Jakarta dan sekitarnya, dengan lebih dari 100 peserta didik aktif.
**Baca Lainnya: Laga Persita Tangerang Melawan Semen Padang Ditunda!
Biaya latihan terjangkau, mulai dari Rp100.000 untuk sesi percobaan hingga Rp350.000 per bulan untuk empat kali pertemuan.
Bagi yang serius menekuni panahan, kepemilikan perlengkapan pribadi menjadi penting untuk kenyamanan dan penyesuaian dengan karakter alat.
Satu set peralatan standar biasanya mencakup busur, anak panah, fisir, finger tab, dan berbagai pelindung untuk menunjang performa optimal.
Melalui pendekatan yang berfokus pada pembentukan karakter, PI Archery Club tidak hanya mencetak atlet potensial, tetapi juga membangun generasi yang memiliki kedisiplinan dan mentalitas kuat dalam menghadapi tantangan.
Klub yang Inklusif
Hal yang membuat PI Archery Club berbeda adalah sifat inklusifnya.
Klub ini membuka ruang latihan bagi anak-anak berkebutuhan khusus, mulai dari autisme, down syndrome, hingga disabilitas ortopedi.
“Di klub ini juga ada anak didik dengan tingkat tantrum yang kadang sulit dikendalikan, namun lewat pendekatan sabar dan konsisten, mereka perlahan mampu menemukan ritme serta menikmati proses latihan dengan fokus dan hasilnya sama dengan anak lain pada umumnya,” ujar Coach Rifatra.
Hasilnya pun terlihat nyata. Banyak anak berkebutuhan khusus yang lebih fokus, sabar, dan bahkan mampu bersaing di kategori umum.
“Beberapa murid bahkan sudah berprestasi dan menjuarai kompetisi. Tak hanya itu, anak-anak berkebutuhan khusus pun mendapat kesempatan yang sama untuk ikut bertanding, membuka peluang bagi mereka untuk meraih juara di tingkat yang lebih tinggi,” terangnya.
Harapkan Dukungan Pemerintah
Meski terus berkembang, Rifatra mengakui masih ada tantangan besar, terutama soal fasilitas latihan.
Saat ini, latihan resmi tingkat daerah dipusatkan di berbagai GOR DKI, salah satunya di Ragunan yang menjadi sentra pembinaan cabang olahraga panahan.
Dari sana, atlet berprestasi bisa melangkah ke Pelatda hingga Pelatnas.
Namun, untuk lomba antarklub atau kompetisi swasta, biaya masih ditanggung peserta.
Sementara dukungan pemerintah melalui Pusat Latihan Atlet Daerah Khusus (PLADK) baru sebatas pembiayaan gratis untuk kejuaraan resmi tingkat provinsi.
Rifatra berharap pemerintah bisa memperhatikan ketersediaan lahan latihan panahan yang lebih merata di tiap wilayah.
“Panahan ini bisa diikuti semua umur, dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan lansia. Kalau ada fasilitas yang lebih merata di tiap wilayah, pasti makin banyak yang bisa ikut dan berprestasi,” tutupnya.(eka)






