HitzSerpong-Rifki Kusuma Wardana, Ketua Unit Penjaminan Mutu Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia), menekankan bahwa pemahaman antaretnis dan kebudayaan merupakan fondasi utama dalam membangun diplomasi pemuda yang efektif.
Pernyataan ini disampaikan dalam International Youth Forum “Generation of Unity” di Moskow, Rusia.
Forum yang merupakan bagian dari World Public Assembly ini digelar bersamaan dengan Sidang Umum PBB ke-80 dan Hari Perdamaian Internasional.
“Keterikatan batin antar bangsa yang dijalankan melalui kegiatan kebudayaan adalah titik tumpuan untuk melangkah kepada kolaborasi-kolaborasi antar pemuda,” ujar Rifki yang juga Ketua Asosiasi Mahasiswa Internasional di Kazan Federal University.
Cegah Xenophobia dan Dukung Generasi Emas 2045
Rifki yang menjadi pembicara dalam sesi “Culture and Interethnic Dialogue: Bridges between Generations” berharap forum ini dapat menjadi wadah dialog antarbangsa untuk mencegah xenophobia (ketakutan terhadap orang asing).
“Harapan saya acara ini bisa menjadi wadah dialog demi bersatunya bangsa-bangsa di seluruh dunia, bahkan membantu cita-cita menciptakan Generasi Emas 2045,” tutur mahasiswa S1 Kazan Federal University tersebut.
Ia menambahkan, partisipasi anak muda Indonesia Gen Z dalam forum strategis semacam ini perlu terus diperbanyak untuk dampak jangka panjang.
**Baca lainnya:
Pemuda Indonesia Usung Konsep Diplomasi Kerakyatan di Forum Internasional Moskow
Forum yang dihadiri perwakilan dari lebih 100 negara ini juga diikuti oleh pemuda Indonesia lainnya seperti Athari Farhani, Safina Lutfiah Zahro, dan Teguh Imanullah.
Hasil diskusi akan dirumuskan menjadi resolusi yang disampaikan dalam sidang pleno World Public Assembly pada 21 September 2025.(eka)






