HitzSerpong – Dalam upaya membekali generasi Z menghadapi tantangan dunia digital, Fakultas Komunikasi dan Desain Kreatif (FKDK) Universitas Budi Luhur menyelenggarakan diskusi inspiratif bertajuk “Bijak Bermedia Sosial ala Bang Geeek”.
Acara yang digelar untuk merefleksikan sisi emosional dan psikologis interaksi di ruang digital itu menghadirkan pemerhati budaya digital, Dr. Geofakta Razali, S.Psi., S.I.Kom., M.I.Kom., atau yang dikenal luas sebagai Bang Geeek.
Dalam pemaparannya yang berjudul “Dunia Digital: Cermin yang Retak”, Bang Geeek mengajak ratusan mahasiswa untuk meninjau ulang hubungan mereka dengan media sosial melalui pendekatan sains, refleksi, dan empati.
“Kita tidak sedang melihat dunia, kita sedang melihat diri yang belum selesai,” ujar Bang Geeek, mengawali paparannya, seperti dikutip dalam rilis yang diterima hitzserpong.com.
Dirinya menyoroti fenomena “Efek Dopamin” yang menjadi pendorong utama aktivitas di media sosial.
Setiap notifikasi, like, dan komentar, menurutnya, memicu pelepasan hormon dopamin yang memberikan rasa senang sesaat.
“Setiap like dan komentar memicu sensasi kecil dari hormon dopamin. Kita terus mencari validasi, bukan karena butuh informasi, tapi karena ingin diakui,” tegasnya.
**Baca Lainnya: Dampingi Seskab Tinjau SRMA 33 Tangsel, Ini Kata Sekda Tangsel
Kondisi itu, lanjut dia, dapat menciptakan ketergantungan emosional terhadap validasi digital.
Untuk menyeimbangkannya, Bang Geeek menekankan pentingnya self-regulation atau kemampuan mengendalikan diri.
“Kebijaksanaan digital bukan tentang keluar dari media sosial, tapi hadir dengan kesadaran penuh di dalamnya,” tuturnya.
Selain pengaturan diri, diskusi juga mengangkat konsep “empati digital”, yaitu kemampuan untuk membaca emosi di balik teks dan unggahan yang sering kali minim konteks visual.
Bang Geeek menyebut empati kini telah bertransformasi menjadi keterampilan interpretatif.
Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FKDK Universitas Budi Luhur, Haronas Kutanto, M.I.Kom., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen kampus dalam mencetak pengguna media sosial yang bijak, kreatif, dan beretika.
“Event ini menjadi bekal penting bagi mahasiswa Gen Z untuk bijak bermedia sosial dan memanfaatkan platform digital secara kreatif dan edukatif, dengan tetap berlandaskan nilai Kebudiluhuran,” ungkap Haronas.
Acara yang dimoderatori oleh Julaiha Probo Anggraini, M.I.Kom. ini merupakan hasil kolaborasi sinergis antara Radio Budi Luhur, BLTV, BEM FKDK, dan HIMAKOM, menunjukkan kontribusi aktif mahasiswa dalam menghadirkan wacana aplikatif di bidang komunikasi digital.(eka)