HitzSerpong – Di tengah maraknya ancaman digital seperti judi online (judol) yang menjerat anak sekolah, Wakil Ketua Komisi X DPR RI MY Esti Wijayati menegaskan pentingnya reformulasi pendidikan karakter.
Politikus Fraksi PDI-Perjuangan itu mendorong pendidikan karakter berbasis risiko digital menjadi prioritas dalam sistem pendidikan Indonesia.
“Pendidikan karakter yang ada saat ini harus direformulasi menjadi pendidikan karakter berbasis risiko digital. Sehingga anak sejak dini memahami konsekuensi nyata dari perilaku daring seperti judi online, microtransaction, dan pinjaman digital,” papar Esti dikutip dari website resmi DPR RI, pada Kamis (30/10/2025).
Esti menekankan bahwa pendidikan karakter seharusnya bukan sekadar pelengkap kurikulum, melainkan pondasi utama pembentukan adab dan kesadaran diri.
“Maka pendidikan karakter harus jadi dasar dalam sistem pendidikan di Indonesia. Karena pendidikan karakter menjadi modal dalam membentuk adab setiap individu, dan semuanya harus dimulai sejak anak-anak, dari bangku awal sekolah dasar,” tuturnya.
**Baca Lainnya: DPR Dukung Percepatan Infrastruktur Kaltara, Komisi V: Jangan Kalah dari Malaysia
Ia mencontohkan keberhasilan Jepang yang mendahulukan pembentukan karakter seperti kebersihan, tolong-menolong, dan adab sebelum mengajarkan calistung kepada anak-anak yang baru masuk sekolah dasar.
Menurut Esti, melindungi anak dari pengaruh judol adalah tanggung jawab bersama antara sekolah, keluarga, lingkungan sosial, dan instansi negara.
DPR sendiri akan berperan melalui fungsi legislasi, penganggaran, dan pengawasan.
Dalam momentum Hari Sumpah Pemuda, Esti mengingatkan bahwa perjuangan generasi muda saat ini telah bergeser.
“Jika di masa lalu pemuda berjuang merebut kemerdekaan dari penjajah, maka generasi muda saat ini harus berjuang memerdekakan diri dari penjajahan digital yang berpotensi menggerus karakter masa depan bangsa,” ucapnya.
Ia menekankan pentingnya membangun ketangguhan digital generasi muda agar mampu memilah informasi, menolak manipulasi, dan menjaga nilai-nilai kebangsaan.
Esti pun mengajak seluruh generasi muda untuk memaknai Sumpah Pemuda sebagai momentum menjaga persatuan dan kebebasan berpikir di era digital.(eka)






