Hitzserpong-Pemerintah Kota Tangerang Selatan menargetkan Zero AIDS pada 2030 sebagai bagian dari komitmennya dalam memerangi HIV/AIDS.
Hal ini disampaikan Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, saat menghadiri peringatan Hari AIDS Sedunia 2024 di Ruang Blandongan, Puspemkot Tangsel, Selasa 3 Desember 2024.
“Di Tangsel tercatat ada 1.917 penyintas AIDS dari berbagai usia. Target kita lima tahun ke depan adalah memastikan seluruh penyintas ini dapat pengobatan, dan tidak ada lagi penularan kasus baru,” ujarnya.
Benyamin Menjelaskan, ada beberapa poin yang harus ditingkatkan untuk mencapai target tersebut, seperti fasilitas dan layanan kesehatan.
Menurutnya, semua rumah sakit milik pemerintah kota serta enam rumah sakit swasta telah dilibatkan dalam upaya pengobatan HIV/AIDS, dan jumlahnya akan terus ditambah.
Sementara itu, ketersediaan obat untuk penyintas HIV dan AIDS didapatkan dari pemerintah pusat.
Benyamin juga memberikan perhatian khusus kepada anak-anak yang terjangkit HIV/AIDS.
**Baca juga: Kukuhkan Bunda PAUD, Benyamin Ingatkan Prioritas Pendidikan Akhlak ke Anak
Benyamin menegaskan pentingnya dukungan moral agar mereka tetap optimis menjalani kehidupan, melanjutkan pendidikan, dan beraktivitas seperti biasa.
“Makanya, untuk (penyintas) anak-anak itu harus kita berikan semangat yang luar biasa supaya mereka bisa optimis untuk melanjutkan kehidupan, untuk tetap sekolah, untuk beraktivitas seperti biasa,” terangnya.
Benyamin mengingatkan masyarakat untuk memahami cara penularan HIV/AIDS, yang hanya terjadi melalui kontak tertentu seperti penggunaan jarum suntik bersama atau transfusi darah, serta air mani atau cairan vagina.
“Imbauan saya, terutama kepada remaja, adalah selalu berhati-hati. Jika ada perubahan ketahanan tubuh, segera periksakan ke fasilitas kesehatan. Pencegahan sangat penting agar kasus tidak bertambah,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangsel dr Allin Hendalin mengatakan, sepanjang tahun 2010- Oktober 2024 kasus HIV/AIDS di Tangsel didominasi oleh usia produktif yakni 25-49 tahun.
“Untuk penderita anak-anak ada sebanyak 33 orang,” tutupnya.(Eka)