HitzSerpong–Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menegaskan komitmennya untuk menjadi kota inklusif dengan menyelenggarakan serangkaian acara dalam rangka Pekan Tuli Internasional 2025.
Acara yang digelar di Ruang Blandongan Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangsel, menghadirkan dialog antara komunitas Tuli, pemerintah, akademisi, dan masyarakat.
Ketua Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Kota Tangsel, Nabil Rahmadi, mengatakan tema tahun ini, ‘Hak Tuli Dalam Menghadapi Krisis’, bertujuan memperluas pemahaman publik tentang kehidupan dan hambatan yang dihadapi penyandang disabilitas Tuli.
**Baca Lainnya: Dukung Asta Cita Prabowo, Maria Teresa Salurkan Ribuan Buku untuk Siswa SD Negeri
Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kota Tangsel, Buwana Mahardika, menegaskan komitmen Wali Kota Benyamin Davnie untuk menjadikan inklusi sebagai arus utama pembangunan.
“Pak Wali Kota selalu menekankan arah pembangunan ke inklusi. Semua masyarakat, baik yang disabilitas maupun tidak, harus mendapatkan layanan yang setara,” ujar Buwana dalam acara tersebut.
Ia memaparkan sejumlah terobosan yang telah dilakukan, seperti pemasangan pelican cross (penyeberangan jalan) yang dilengkapi suara dan layar, pembuatan guiding block, serta penyediaan juru bahasa isyarat dalam forum publik seperti Musrenbang.
Meski demikian, Buwana mengakui masih adanya tantangan, terutama pada aspek komunikasi.
“Minimnya aparatur sipil negara (ASN) yang menguasai bahasa isyarat menjadi kendala. Sebagus apa pun fasilitas, kalau komunikasi tidak nyambung, tetap terasa kurang,” jelasnya.
Ia pun mendorong baik ASN maupun masyarakat untuk lebih terbuka mempelajari budaya Tuli. Sebagai simbol komitmen, Pemkot Tangsel kembali menyalakan lampu biru di menara Puspemkot.
Cahaya biru tersebut diharapkan menjadi pengingat bahwa mewujudkan kota inklusif adalah tanggung jawab seluruh elemen masyarakat.(eka)
