HitzSerpong-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan mengajak Gerakan Pemayu Ansor setempat berkolaborasi membentuk bank sampah di majelis taklim.
Inisiatif ini bertujuan menangani persoalan sampah dari hulu sebelum berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sekretaris DLH Kota Tangsel Indri Sari Yuniandri menjelaskan, pihaknya melihat sumber sampah di Tangsel ini bersumber dari rumah tangga sebanyak 60 persen lebih berupa sisa makanan, sisa sayuran, buah-buahan dan sisanya sampah plastik.
Strategi Pengelolaan Sampah
Indri menerangkan bahwa DLH saat ini fokus menangani sampah di hilir di TPA Cipeucang.
Namun, pengelolaan di hulu memerlukan kerja sama masyarakat.
Menurutnya, majelis taklim dinilai sebagai wadah yang paling dekat dengan masyarakat untuk mengampanyekan pengolahan sampah.
“Kami ingin bersama majelis taklim berkolaborasi, turut serta menginisiasi jamaahnya membuat bank sampah atau peternak kompos dan minyak jelantah. Untuk penyuluhan dan pembelajaran akan difasilitasi oleh DLH,” ujarnya.
**Baca Lainnya: Seskab: BLT Tahap Baru Senin Depan, 35,4 Juta KPM Dapat Rp900.000
Dukungan dan Fasilitasi DLH
DLH akan memfasilitasi pembeli untuk sampah bernilai ekonomis yang telah dipilah, penjualan minyak jelantah, dan program pembelian kompos dari TPS3R dan bank sampah pada 2026.
“Kami juga akan berusaha mempertemukan antara pemproduksi dengan pembeli, sudah ada di Pondok Aren,” paparnya.
Program Masa Depan
Pada 2026, DLH berencana meluncurkan program sumur kompos untuk mengurangi 60 persen lebih sampah rumah tangga yang saat ini masuk ke TPA.
Dukungan dari GP Ansor
Sekretaris PC GP Ansor Kota Tangsel Amizarisma menyambut baik ajakan kolaborasi ini.
“DLH Kota Tangsel harus jadi fasilitator menyiapkan pembeli hasil sampah yang dikumpulkan oleh para jamaah di majelis taklim,” jelasnya.
Dirinya menegaskan bahwa persoalan sampah merupakan tanggung jawab bersama yang memerlukan edukasi dan partisipasi seluruh masyarakat Kota Tangsel.(eka)
