Menunggu PSEL Jatiwaringin, Pemkot Tangsel Kejar Kerja Sama Lintas Daerah Atasi Sampah

HitzSerpong — Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) menyatakan kesiapannya untuk membangun kolaborasi lintas daerah guna mengatasi krisis persampahan.

Hal tersebut sembari menunggu penyelesaian proyek strategis nasional Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Jatiwaringin dalam dua tahun mendatang.

Komitmen ini disampaikan Wali Kota Benyamin Davnie dalam Rapat Koordinasi Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik yang digelar di BLKI Provinsi Banten, Jelupang, Serpong Utara, ditulis Kamis 6 November 2025.

“Saya ingin membangun kerja sama dengan kota atau kabupaten lain, dan hal itu dimungkinkan secara peraturan perundang-undangan,” ujarnya.

Sebagai langkah antisipatif, Pemkot Tangsel saat ini sedang menjajaki potensi kerja sama dengan beberapa daerah, di antaranya Kota dan Kabupaten Bogor.

Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi solusi sementara sebelum PSEL Jatiwaringin beroperasi penuh.

**Baca Lainnya: Rp12 Miliar Digelontorkan untuk Peremajaan Armada Angkut Sampah di Tangsel

Benyamin juga berharap adanya dukungan pemerintah pusat untuk mempermudah dan mempercepat kerja sama antar-daerah ini, mengingat keterbatasan anggaran daerah (APBD).

“Harapan saya ada bantuan. Selama ini kami bekerja dengan mengandalkan APBD sendiri. Untuk PSEL, kami sudah menganggarkan biaya pengangkutan sampah, tetapi percepatan kerja sama regional membutuhkan sokongan pusat,” jelasnya.

Selain sampah padat, Benyamin menegaskan perhatian serius pemkot dalam menangani air lindi (cairan sampah) yang kerap mencemari lingkungan.

Untuk itu, Pemkot Tangsel telah menyiapkan anggaran khusus dan berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Institut Teknologi Indonesia (ITI) untuk mencari solusi penanganan yang tepat.

Dalam rapat yang sama, Gubernur Banten Andra Soni menegaskan kesiapannya untuk memfasilitasi sinergi antar-pemerintah daerah di Tangerang Raya dan dengan pemerintah pusat, termasuk dalam penyusunan nota kesepahaman (MoU).

“Kita membahas progres yang telah dilakukan dan permasalahan yang harus segera dicarikan solusinya,” terangnya.

Gubernur juga mengungkapkan bahwa kawasan Serang Raya akan menjadi lokasi pengembangan Waste to Energy (WTE) tahap kedua, menyesuaikan dengan volume sampah di wilayah tersebut.

Melalui pendekatan kolaboratif ini, pengelolaan sampah di Tangsel dan wilayah sekitarnya diharapkan dapat menjadi model kerja sama regional yang efektif, sekaligus mendukung target nasional dalam pengurangan sampah dan transisi energi terbarukan.(eka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *