HitzSerpong — Dalam upaya menjawab tantangan peningkatan kasus gangguan muskuloskeletal dan neurologis di Indonesia, asosiasi medis Korea Selatan berkolaborasi dengan para ahli domestik menyelenggarakan seminar internasional “KOREA–INDONESIA 2025 Medical Collaboration: Neurosurgery & Orthopedic Care”.
Acara hybrid yang digelar di Klinik Artikulaar, Jakarta Selatan, Jumat 7 November 2025 ini dihadiri ratusan profesional medis.
Seminar ini menjadi platform strategis untuk mempercepat transfer ilmu dan teknologi kedokteran mutakhir, khususnya dalam merespons lonjakan kasus nyeri punggung kronis dan cedera tulang belakang yang dipengaruhi gaya hidup sedentari dan peningkatan usia harapan hidup.
**Baca Lainnya: Primaya Hospital Tangerang Pacu Inovasi Kardiovaskular dengan Teknologi IVL
Dr. Alif Noeriyanto Rahman, Sp.OT, Komisaris Klinik Artikular Orthopedic, menyatakan seminar ini tidak hanya membangun jembatan kolaborasi berkelanjutan, tetapi juga menciptakan platform efektif untuk peningkatan kompetensi tenaga kesehatan Indonesia.
Forum ilmiah ini menghadirkan sejumlah tren global terkini:
1) Personaliasi pengobatan melalui implan cetak 3D yang dirancang khusus untuk anatomi setiap pasien
2) Terapi minimal invasif seperti Lumbar Epideuroneurolysis untuk menangani stenosis kanal lumbal
3) Pendekatan komprehensif yang menggabungkan functional restoration dan pain management
Sinergi Keahlian Korea-Indonesia
Kolaborasi ini diwujudkan melalui kehadiran narasumber ahli dari kedua negara:
· Korea Selatan: Dr. Na Hwa Yeop (Bundang Jaesaeng Hospital), Prof. Im Soo Bin (Soonchunhyang University Bucheon Hospital)
· Indonesia: dr. Muhamad Aulia Rahman (RISEandSPINE Primaya Hospital Bekasi Timur), dr. Alif Noeriyanto Rahman
“Kolaborasi internasional sangat penting untuk mempercepat adopsi teknik bedah saraf terkini di Indonesia,” tegas dr. Muhamad Aulia Rahman.
“Pertukaran ilmu langsung dengan kolega Korea memungkinkan kami menawarkan lebih banyak pilihan terapi minim invasif,” tambahnya.
Dr. Alif Noeriyanto Rahman menekankan bahwa pendekatan ortopedi modern telah bergeser dari sekadar memperbaiki tulang menuju functional restoration yang komprehensif.
“Teknologi Customized 3D-Printed Titanium Cage untuk TLIF adalah masa depan personalisasi pengobatan. Sinergi antara teknologi mutakhir dan pertukaran keahlian klinis inilah kunci meningkatkan standar pelayanan ortopedi di Indonesia,” jelasnya.
Kedua ahli sepakat bahwa integrasi antara teknologi medis terkini, riset, dan kemitraan internasional menjadi faktor kunci untuk membawa layanan bedah saraf dan ortopedi Indonesia ke tingkat yang lebih maju.(eka)












